sepasang kekasih itu justru membuat
keyakinan naif bahwa cinta mereka akan disatukan di akherat
Judul Buku : Dibawah Lindungan Ka’bah
Pengarang : Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah)
Tahun : 1975
Penerbit : Bulan Bintang Jakarta
Cinta merupakan anugrah dari yang mahakuasa, karena cinta
sebuah amanat yang diberikan Tuhan kepada makhluknya. Begitu juga yang tertera
dalam novel “Dibawah Lindungan Ka’bah” karya Hamka ini, menceritakan sepasang
kekasih dengan kisah yang membuat kita mengalirkan air mata, pengarang sangat
luar biasa, dengan kemampuannya kita seolah-olah ada dalam cerita tersebut.
Walaupun gaya bahasanya sulit dimengerti, karena menggunakan bahasa Indonesia
tahun-tahun lama, tetapi novel ini menjadi berkualitas.
Mengapa novel “Dibawah Lindungan Ka’bah” karya Hamka
menjadi berkualitas? Alasannya karena cerita dalam karya beliau ini sangat
monumental dan menyentuh. Alur ceritanya menceritakan tentang percintaan dua
anak manusia yang berasal dari suatu daerah di pulah Sumatera, yang berwadah
islami. Sehingga akan memberikan manfaat dan keuntungan bagi pembacanya.
Terdapat banyak nilai moral yang terdapat dalam novel
“Dibawah Lindungan Ka’bah” karya Hamka ini, seperti dalam tokoh Hamid yang
terdapat dalam novel tersebut. Hamid adalah seorang anak yatim dan miskin,
walaupun keadaan ekonominya rendah, tetapi dia mempunyai akhlak yang terpuji.
Sehingga banyak orang yang suka kepadanya, karena ia sangat rajin, sopan,
berbudi, serta taat beragama. Kemudian ia diangkat oleh keluarga Haji Jafar yang
kaya-raya. Perhatian Haji Jafar dan istrinya Asiah terhadap Hamid sangat baik.
Hamid juga disekolahkan bersama-sama dengan Zainab, anak kandung Haji Jafar. Hamid
sangat menyayangi Zainab. Begitu pula dengan Zainab. Mereka sering pergi
sekolah bersama-sama, bermain bersama-sama di sekolah ataupun pulang sekolah.
Ketika keduanya beranjak remaja, dalam hati masing-masing mulai tumbuh perasaan
lain. Suatu perasaan yang selama ini belum pernah mereka rasakan. Hamid
merasakan bahwa rasa kasih sayang yang muncul terhadap Zainab melebihi rasa
sayang kepada adik, seperti yang selama ini dia rasakan. Zainab juga ternyata
mempuanyai perasaan yang sama seperti perasaan Hamid. Perasaan tersebut hanya
mereka pendam di dalam lubuk hati yang paling dalam. Hamid tidak berani
mengutarakan isi hatinya kepada Zainab sebab dia menyadari bahwa di antara
mereka terdapat jurang pemisah yang sangat dalam. Zainab merupakan anak orang
terkaya dan terpandang, sedangkan dia hanyalah berasal dari keluarga biasa dan
miskin. Jadi, sangat tidak mungkin bagi dirinya untuk memiliki Zainab. Itulah
sebabnya, rasa cintanya yang dalam terhadap Zainab hanya dipendamnya saja.
Pertemuan
demi pertemuan membuat keduanya, Hamid dan Zainab menjadi saling jatuh cinta.
Tetapi terdapat jurang pemisah untuk menjalin cinta diantara mereka, Dalam
waktu bersamaan, Hamid mengalami peristiwa yang sangat menyayat hatinya.
Peristiwa pertama adalah meninggalnya Haji Jafar, ayah angkatnya yang sangat
berjasa menolong hidupnya selama ini. Tidak lama kemudian, ibu kandungnya pun
meninggal dunia. Betapa pilu hatinya ditinggalkan oleh kedua orang yang sangat
dicintainya itu. Kini dia yatim piatu yang miskin. Sejak kematian ayah
angkatnya, Hamid merasa tidak bebas menemui Zainab karena Zainab dipingit oleh
mamaknya. Hati Hamid semakin hancur ketika ia mengetahui bahwa
mamaknya Asiah akan menjodohkan Zainab dengan seorang pemuda yang memiliki
hubungan kekerabatan dengan almarhum ayah angkatnya. . Bahklan,
Mak Asiah meminta Hamid untuk membujuk Zainab agar mau menerima pemuda
pilihannya.
Dengan berat hati, Hamid menuruti kehendak
Mamak Asiah. Zainab sangat sedih
menerima kenyataan tersebut. Dalam hatinya, ia menolak kehendak mamaknya.
Karena tidak sanggup menanggung beban hatinya, Hamid memutuskan untuk pergi
meninggalkan kampungnya. Dia meninggalkan Zainab dan dengan diam-diam pergi ke
Medan. Sesampainya di Medan, dia menulis surat kepada Zainab. Dalam suratnya,
dia mencurahkan isi hatinya kepada Zainab. Menerima surat itu, Zainab sangat
terpukul dan sedih. Dari Medan, Hamid melanjutkan perjalanan menuju ke
Singapura. Kemudian, dia pergi ke tanah suci Mekah. Betapa sedih dan hancurnya
hati Zainab ketika ia menerima surat dari Hamid. Gadis itu merasa tersiksa
karena iapun mencintai Hamid. Ia sangat merindukan pemuda itu. Namun, ia harus
melupakan cintanya karena mamaknya telah menjodohkan dirinya dengan pemuda
lain. Karena selalu dirundung kesedihan, Zainab menjadi sering sakit-sakitan
dan ia kehilangan semangat hidupnya. Begitu juga dengan Hamid, ia telah
meninggalkan dunia yang fana ini di hadapan Kabah, menyusul sang kekasih.
Dibawah Lindungan Ka’bah sungguh sangat menyentuh hati.
Sebuah
cerita yang berlatar belakang Sumatera Barat tahun 1920-an tentang cinta abadi,
dimana ketika segala sesuatu kelihatannya tak mungkin, cinta dengan caranya
sendiri, menjadikannya mungkin. Didalam ceritanya mempunyai nilai moral yang
tinggi dan dampak positif bagi pembaca dan bisa mengubah adat dan tradisi suatu
daerah dengan novel ini. Karena dalam novel ini menggambarkan suatu adat atau
tradisi dari daerah pulau sumatra, yang dulu sangat terkenal dengan perjodohan
atau kawin paksa,dengan hadirnya novel “Dibawah Lindungan Ka’bah ” ini, tradisi
di daerah tersebut lama-kelamaan menjadi hilang karena dampak dari novel
tersebut. Dahulu perjodohan dilakukan dengan memaksakan kehendak sendiri, tidak
melihat ketulusan dari seseorang yang akan dijodohkan. Jika dihubungkan dengan
masa kini, tradisi tersebut masih ada dalam kehidupkan kita. Dan dengan karya
sastra bisa mengubah segalanya.
Septian
Aji Setia P,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar